Resah Akan Nasib Amalnya
Allah berfirman,
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
“Allah hanya akan menerima amal dari orang yang bertaqwa.” (QS. Al-Maidah: 27)
Ayat ini menjelaskan bahwa orang yang diterima amalnya berarti dia telah menjadi orang yang bertaqwa di sisi Allah. Seorang ulama mengatakan,
لو علمتُ بأنَّ اللَّهَ قبلَ منَي ركعتينِ كانَ أحبَّ إليَّ من كذا وكذا
“Andai aku tahu Allah menerima dariku shalat dua rakaat saja, itu lebih aku cintai dari pada harta yang sangat banyak.”
Mengapa mereka merasa sangat bahagia hanya dengan diterimanya satu amal?
Karena berarti mereka sudah dianggap bertaqwa oleh Allah.
Akan tetapi, yang perlu kita renungkan, tidak ada satupun manusia yang tahu apakah Allah menerima amalnya ataukah tidak. Karena itulah, orang-orang soleh selalu resah akan nasib amalnya.
Seorang ulama, Malik bin Dinar mengatakan,
ودِدتُ أنَّ اللَّهَ إذا جمعَ الخلائقَ يقولُ لي: يا مالكُ، فأقولُ: لبيَّكَ، فيأذنُ لي أن أسجدَ بينَ يديهِ سجدةً فأعرفُ أنه قد رضيَ عني، ثم يقولُ: يا مالكُ، كنْ ترابًا اليومَ، فأكونُ ترابًا
Saya membayangkan, ketika Allah mengumpulkan seluruh makhluk, kemudian dia memanggilku, ’Hai Malik’
’Saya sambut panggilan-Mu’ jawabku.
Kemudian Dia mengizinkan aku untuk sujud di depan-Nya. Sehingga berarti aku tahu Dia telah meridhaiku. Kemudian Dia berfirman,
’Hai Malik, sekarang, jadilah debu.’
Kemudian aku jadi debu. (Tafsir Ibnu Rajab, 1/242)
Kita tidak tahu apakah Allah sedang murka kepada kita ataukah ridha kepada kita…
Barangkali dia sedang marah kepada kita sementara kita tenang-tenang saja…